Kamis, 09 Juni 2016

Secret Message

Wahai Baginda Nur, alangkah sulit menginformasikan bahwa hidup ini melingkar, bahwa hidup ini bulatan, bahwa Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un adalah bulatan wajah kehidupan yang bahkan tanpa kematian.....

CN----JM

Senin, 06 Juni 2016

Cahaya Mimpi Muhammad

Di kala malam itu sedang gundah, hati tak menentu, kepala terasa berat sedang menunggu kantuk datang, namun sekalipun datang tak kunjung bisa memejamkan mata, bertanya dalam benakku ,apa yang aku inginkan? banyak sekali pertanyaan dalam hidupku,tidak ada doa pada malam itu, namun hati hanya memanggil manggil Allah....

Seketika hilang dari beban dan gundah tiba di dimensi yang berbeda, seketika panas menghampiri namun yang kurasa tidak seperti gambaran mata, berjalan pada pijakan pasir-pasir putih, dan rumah rumah yang ukuran mayoritas kecil dari batu bata yang berwarna putih sedikit hitam, berjalan menyusuri jalan pasir dan dalam pikirku aku ingin ke rumah sang Rasulullah, seolah sudah tahu rumahnya dan sudah kenal dekat dengan Rasulullah.....

Aku tiba di depan rumah kecil nan sederhana, dengan pintu hanya tertutup tirai, duduklah seseorang yang kucari di meja makan dan kursi,seluruh badannya tertutupi seperti cahaya putih sembur kuning yang tenang menghangatkan, berpakaian kain putih semu kuning seolah kain yang usang dan sering dipakai, berambut panjang nan ikal, terlihat samar kulit kuning langsat menuju putih bertubuh sehat dan terlihat kekar, dan simpul senyum tergambar di bibirnya yang menenangkan, seolah semua gundah hilang, semua jawaban sudah terjawab.....

Kulihat sekitar rumah yang berukuran kecil,  namun terasa tentram di dalamnya, dalam hati kecilku ibarat hanya memandang kepuasan sudah ku dapat, ada sebuah jawaban seolah ilham dari Jibril yang masuk dalam pikiran. ....

Namun jangan engkau bayangkan sebuah fisik, bayangkan filosofi atau makna tersiratnya, rumah yang kecil nan sederhana lebih mudah mendekat kepada Allah daripada bergelimang harta , pintu tertutup tirai ibarat hati yang terhijab dengan penyakit penyakit hati yang harus di sibak, jika seluruh penyakit hati sudah hilang seolah seluruh tubuh memancarkan sinar yang memberikan ketenangan bagi orang orang yang melihat dan merasa, duduk di kursi berdekatan dengan meja makan kayu ibarat sebuh kesantunan kepada alam, berpakaian putih nan usang menggambarkan kesederhanaan pribadi seseorang tidak dilihat dari pakaiannya yang mewah dan baru, berambut panjang nan ikal ( antara lurus dan keriting ) ibarat panjang akal dan pemikiran namun tetap fleksibel , kulit kuning langsat menuju putih ibarat tidak merasa sok suci selalu dalam kerendahan, tubuh sehat dan kekar mempunyai arti efeknya fisik menjadi kuat dan sehat tidak mudah sakit secara fisik dan prinsip, senyum simpul di bibir menggambarkan kesantunan dalam berbicara,sehingga menenangkan setiap yang mendengarkan.Seperti itulah jawaban yang kuterima dari pesan tersirat Sang Baginda.


Sabtu, 04 Juni 2016

Kisah 1

                   Saat itu si Sinting yang hadir dalam pertemuan bapak-bapak perumahan berangkat dengan mental dan hati yang kompatibel dengan Allah, melalui beberapa agenda agenda yang telah selesai dibahas ,ada satu agenda yang kurang pas di hati ketika jadwal untuk Romadhon dimana nama Pak Haerudin tidak dimasukkan ke dalam daftar imam pemimpin sholat tarawih di musholla tempat sinting tinggal. Padahal setiap harinya pak Haerudin selalu menghidupkan musholla tanpa telat 5 waktu sebagai muadzin dan imam.
                  Seketika mas Candra berusul untuk pak Haerudin dimasukkan, namun Pak Gatot selaku RT masih mempertimbangkan, dalam hati si sinting jika aku sebagai RT mungkin tidak pikir panjang mengiyakan karena pak Haerudin yang tidak datang saat itu mungkin dilarang datang oleh Allah, pintar mengaji dan hafal surat surat lebih banyak dibanding pak Gatot dan sinting,mas Ali selaku takmir juga tidak bisa banyak berbicara, lalu pak Gondo menambahkan setidaknya dicantumkan sebagai bentuk penghormatan dan bentuk ngajeni.Namun tetap dipertimbangkan namun pak Gondo mendengar kata dipecundangi, kata hati sinting 'ada apa kok sebegitu susahnya?'
                 Setelah itu pak Gondo berbisik kepada Sinting , sudah saya kasih masukkan beberapa kali, dan jawaban pak Gatot, alasannya karena surat pendek yang dibaca terlalu panjang (jika iya kan bisa didiskusikan minta surat yang lebih pendek toh juga tidak pernah diberikan uji coba sebagai imam tarawih, panjang atau tidak yang penting kan Allah nya menurut si sinting).
                 Bagi sinting sangat tidak logis, tapi ya si sinting berharap betul betul dipertimbangkan apapun alasannya, apa karena berbeda aliran mayoritas NU dan minoritas Muhammadiyah,atau ada rasa dari pak Gatot yang mungkin berkarakter tidak mau dikalahkan dalam hal agama, ya semoga Allah berkenan memberi kesabaran kepada pak Haerudin walau si sinting yakin kalau pak Haerudin tidak bakal sakit hati dan diberikan pandangan yang lebih luas untuk pak Gatot,bahwa sebagai pemimpin setidaknya yang adil, karena sinting beranggapan pak Gatot dipilih kami sebagai warga karena pak Gatot adalah yang paling sepuh dan lebih berpengalaman,jauhkan kami dari kesombongan dan kesewenang-wenangan.